Sabtu, 26 November 2016

L A N G K A

💖💝 _*Yang langka itu, Istri yang*_ :

🔹tunduk patuh pada suami ;
🔹senantiasa berseri2 saat dipandang ;
🔹ridha terdiam saat suami marah ;
🔹tidak merasa lebih, apalagi meninggikan suara ;
🔹paling cantik di hadapan suami ;
🔹paling harum saat menemani suami beristirahat ;
🔹tidak menuntut keduniaan yang tidak mampu diberikan suaminya ;
🔹sadar bahwa ridha-Nya ada pada ridha suaminya.

💖💝 _*Yang langka itu, Suami yang*_ :

🔹mengerti bahwa istrinya bukan pembantu ;
🔹sadar, tidak melulu ingin dilayani ;
🔹malu jika menyuruh ini itu karena tau istrinya sudah repot seharian urusan anak dan rumah ;
🔹tidak berharap keadaan rumah selalu rapi saat pulang karena sadar itulah risiko hadirnya amanah² yang masih kecil ;
🔹sadar pekerjaan rumah tangga juga kewajibannya ;
🔹rela mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena rasa sayangnya terhadap istrinya yang kelelahan.

💖💝 _*Yang langka itu, Anak Lelaki yang*_ :

🔹sadar bahwa Ibunya yang paling berhak atas dirinya ;
🔹mengutamakan dan memperhatikan urusan Ibunya ;
🔹lebih mencintai Ibunya dibanding istri dan anak²nya ;
🔹sadar bahwa surganya ada pada keridhaan Ibunya.

💖💝 _*Yang langka itu, Orang Tua yang*_ :

🔹sadar bahwa anak perempuannya bukan lagi miliknya setelah menikah ;
🔹selalu menasihati untuk mentaati suaminya selama suaminya tidak menyuruhnya kepada perkara yang munkar ;
🔹sadar bahwa keridhaan Allah bagi anaknya telah berpindah pada ridha suaminya.

💖💝 _*Yang langka itu, Seorang Ibu yang*_ :

🔹meskipun tau bahwa surga berada di bawah telapak kakinya, namun tidak pernah sekalipun menyinggung hal tersebut saat anaknya ada kelalaian terhadapnya ;
🔹selalu sadar bahwa mungkin segala kekurangan pada anak²nya adalah hasil didikannya yang salah selama ini ;
🔹sadar bahwa jika dirinya salah berucap atau berdo'a keburukan, maka malaikat akan mengaminkan do'anya.

💖💝 _*Yang langka itu, Anak yang*_ :

🔹senantiasa mendoakan kebaikan bagi orang tuanya dalam keheningan sepertiga malam terakhir, meskipun sehari-hari dalam kesibukan rumah tangga, kesibukan usaha maupun kesibukan pekerjaannya.

💖💝 _*Yang langka itu, Orang-orang yang*_ :

🔹saling memberikan nasihat dalam kebenaran dan kesabaran ;
🔹saling memaklumi jika hal² di atas lupa atau lalai dilakukan ;
🔹saling memaafkan diantara mereka, sehingga rahmat Allah berada di antara mereka.


Dan Allah dengan kemurahan-Nya memaafkan kesalahan² mereka.

Semoga kita termasuk kelompok yang *LANGKA* itu....

آمِــــــــــيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِــــــــــيْنَ

Source:
Pesan Whatsapp Grup BSN79

Kamis, 29 September 2016

Fitrah Seksualitas

Masih terngiang kata bapak  yg baik hati,  yg mengantar kami ke stasiun tawang tempo hari ...

_"Mumpung anak masih kecil, jangan sampai salah seperti saya ya ..._

_Anak pertama usia 22 thn hafal 18 juz._
_Anak ke-2 dan ke-3 semua hafidz dan hafidzah._
_.... Tuntas 30 juz._

_Tapi ..._
_saya sedih karena untuk sholat saja mereka masih diingatkan dan masih disuruh-suruh."_ 

Saya menangis saat saya baru sadar bahwa ada yg terlewat kala itu.

◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎

*Fitrah keimanan* (dibahas saat workshop) yg *harusnya ditanam di 7 tahun pertama* hidupnya ternyata lupa saya kawal lebih ketat dan belum tuntas.

Dan sekarang kami harus "restart" dari awal untuk mengulang proses yg terlewat".

_.... Hmm ... Jazakumullah khairan katsira nasehat berharganya, ya pak ...._

Satu hal lagi yg saya dapat saat mengikuti *worshop home education based fitrah and tallent* di Semarang beberapa waktu lalu bersama Ust. Harry.

*Didiklah anak sesuai fitrah*

_Fitrah apa ....?_
Ada beberapa fitrah.

Diantaranya _fitrah iman, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah seksualitas_.

*Fitrah seksualitas ?*
Wow .... bagaimana itu?

✩★✩★✩★✩★✩★✩★✩

*_Mendidik anak sesuai fitrah seksualitas artinya mengenalkan anak bagaimana bersikap, berpikir, dan merasa seperti gendernya._*

Jika ia anak perempuan, maka kita bangkitkan fitrah seksulitasnya sebagai perempuan.
Jika ia laki-laki, maka kita bangunkan fitrah seksualitasnya sebagai laki-laki.

Pertanyaan berikutnya yg muncul, *_bagaimana tekhnis membangkitkan fitrah seksualitas ini ?_*
Ada beberapa tahap yg perlu kita kawal di tiap fasenya.

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

*Fase Usia 0 - 2 tahun*
—————————————

Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya.
Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun.
Menyusui, bukan-lah sekedar memberi ASI.
Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang HP. Tapi harus benar-benar menyusui dari hati, tulus ikhlas. Ajaklah dia berbicara meski menurut nalar kita, anak ini tidak paham apa yg kita ucapkan. Namun tetaplah berkomunikasilah dengan baik & benar, dengan kata-kata yg indah, dengan hati yg gembira, tidak dengan bersedih hati ... akan pahitnya kehidupan yg sedang dijalani. Beri semangat ia tumbuh menjadi pribadi yg kuat lahir maupun batin.

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

*Fase Usia 3 - 6 tahun*
—————————————

Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya.
Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya.
Perbanyak aktivitas bersamanya.

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

*Fase Usia 7 - 10 tahun*
——————————————

Pada usia ini dekatkan anak sesuai gendernya.

Jika anak laki-laki, maka dekatkan dengan ayahnya.
Ajak anak beraktifitas yg menonjolkan sisi _ke-maskulin-annya_.
Nyuci motor, akrab dengan alat-alat pertukangan, dsb.

Jika anak perempuan, maka dekatkan dengan bundanya. Libatkan anak dalam aktifitas yg menonjolkan _ke-feminin-annya._
Stop pesan katering (beli makanan jadi, diluar) dan perbanyaklah utak-atik di dapur bersama anak perempuan, melibatkan saat bersih-bersih rumah, menjahit,  dsbnya.

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

*Fase Usia 11 - 14 tahun*
———————————————

Usia ini sudah masuk tahap *_pre aqil baligh akhir_* dan pada usia ini mulailah *_switch/menukar kedekatan._*

★ *Lintas gender*★

Jika anak laki2, maka dekatkan pada bundanya.
Jika anak perempuan, maka dekatkan pada ayahnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Adalah sebuah *riset secara UMUM* ( _tidak mengukur pengetahuan pendidikan agamanya_) yg menunjukkan ....

_jika seorang anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya_ ... pada fase ini maka data menunjukkan anak tsb,  *6x lebih rentan akan (maaf) ditiduri oleh laki-laki lain*.

Di sebuah artikel parenting, dulu saya juga menemukan hal senada.
Jika tidak dekat dengan ayahnya, maka anak perempuan akan mudah terpikat dengan laki-laki yg menawarkan perhatian dan cinta meski hanya untuk kepuasan dan mengambil keuntungan semata.
Logis juga sih.
Saat ada laki-laki yg memuji kecantikannya, mungkin ananda tidak gampang silau karena ada ayahnya yg lebih sering memujinya.
Kalau ada laki-laki yg memberikan hadiah, ananda tak akan gampang _klepek-klepek_ karena ada ayahnya yg lebih dulu mencurahkan perhatian dan memberi hadiah.

Pada fase ini jika anak perempuan harus dekat dengan ayahnya, maka sebaliknya, anak laki-laki harus dekat dengan bundanya.

Efek yg sangat mungkin muncul jika tahap ini terlewatkan adalah, maka *_anak laki-laki punya potensi lebih besar untuk jadi suami yg kasar, playboy, dan tidak memahami perempuan._*

Ada yang tanya, lho kalau ortunya bercerai atau LDR bagaimana?

Hadirkan sosok lain sesuai gender yg dibutuhkan.
Misal saat ia tak punya ayah, maka cari laki-laki lain yg bisa menjadi sosok ayah pengganti.
Bisa kakek, atau paman.
Sama dengan Rasulullah SAW.
Meskipun tak punya ayah dan ibu, tapi Rasulullah tidak pernah kehilangan sosok ayah dan ibu.
Ada kakek dan pamannya.
Ada nenek, bibi dan ibu susunya, dsbnya ...

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

*Fase > 14-tahun*
——————————

Fase berikutnya setelah 14 tahun, bagaimana? Apakah sudah tuntas ?.

Karena Jumhur ulama sepakat usia 15 tahun adalah *usia aqil baligh*.
Artinya anak kita sudah "bukan" anak kita lagi.

Ia telah menjelma menjadi orang lain yg sepadan dengan kita.

Maka fokus dan bersabarlah mendampingi anak-anak, karena kita hanya punya waktu 14 tahun saja. Meskipun sejujurnya kita tidak bisa membohongi hati & melepaskan tanggung jawab kita, untuk terus memonitor sepak terjangnya, meskipun secara diam-diam.

Maka dari itu ... marilah kita saling mengingatkan, saling menguatkan, saling mendoakan satu sama lain, baik sebagai orang tua maupun human relationship.

Semoga *اللّٰهُ* SWT  memampukan kita dan bisa mempertanggung-jawabkan amanah ini kelak di hari penghitungan nanti ...

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

*Selamat berkumpul dan merajut cinta bersama keluarga*. ❤

_Apapun keadaannya, jangan lupa bersyukur dan bahagia ya .. 😄🙏🏻_

※ _Di-edit dari tulisan Euis Kurniawati_ ※

Sabtu, 17 September 2016

Ribut

Adalah Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah qabliyah Maghrib dan menyatakan keshahihannya. Tetapi sungguh aneh, belum pernah para muridnya menyaksikan beliau mengamalkan ibadah tersebut.
"Mengapa?", tanya mereka.
"Sebab penduduk Baghdad telanjur mengambil pendapat Imam Abu Hanifah", ujar beliau, "Yang menyatakan tiadanya shalat qabliyah Maghrib. Kalau aku mengamalkan hal yang berbeda, niscaya akan menimbulkan keributan di antara mereka."

Meninggalkan suatu sunnah yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat ternyata adalah 'amal utama.
"Karena itu para Aimmah seperti Imam Ahmad atau yang lainnya", demikian ditulis Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, "Menganggap sunnah apabila seorang imam meninggalkan hal-hal yang menurutnya lebih utama, jika hal itu dapat menyatukan makmum."

Inilah mengapa ketika Buya Hamka menyilakan KH Abdullah Syafi'i berkhuthbah di Masjid Agung Al Azhar, adzan beliau minta dikumandangkan dua kali. Ini pula mengapa, KH Idham Cholid tidak berqunut ketika tahu ada Buya Hamka menjadi makmumnya dalam kapal yang mengangkut mereka berhaji, sementara Buya Hamka justru berqunut karena tahu KH Idham Cholid ada di belakangnya.

"Demikian juga orang-orang yang menganggap melirihkan suara ketika membaca basmalah (dalam shalat berjamaah) adalah lebih utama atau sebaliknya", sambung Ibn Taimiyah, "Sedangkan makmum berbeda dengan pendapat atau madzhabnya, maka dia boleh mengerjakan yang kurang afdhal demi menjaga kemashlahatan persatuan. Hal ini lebih kuat dibandingkan permasalahan mana yang afdhal dari kedua perkara tersebut, dan ini adalah baik."

Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang khilafiyah furu'iyyah. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil mencolok dan terlihat berbeda.

Adalah Imam Ahmad ibn Hanbal menekankan hal ini sampai soal berpakaian. Beliau menegur seorang yang ditemuinya di Baghdad dalam keadaan memakai pakaian penduduk Makkah.
"Tidak cukupkah bagimu pakaian yang biasa dikenakan orang 'Iraq?"
"Bukankah ini pakaian yang baik, pakaian dari tempat bermulanya Islam?"
"Ya", jawab beliau, "Akan tetapi aku khawatir pakaian itu menghinggapkan rasa sombong dan aku khawatir ia adalah pakaian kebanggaan (libasusy syuhrah) yang dilarang oleh Rasulullah, karena dikenakan agar pemakainya tampak menonjol di tengah khalayak."

-Ust. Salim A. Fillah-

Sabtu, 13 Agustus 2016

Nasihat Kehidupan Pernikahan

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah.

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan Anda, karena Anda harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila Anda berpikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%.

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak Anda, tetapi cintailah isteri atau suami Anda 100% dan cintai anak-anak Anda masing-masing 100%.

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK.
Yakinlah bahwa pintu rejeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah bersikap lembut tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau kekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16.KETIKA ADA PIL
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS

Gunakanlah formula 7 K
1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran
Ada kekuatan di dalam cinta dan orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

-anonim-

Selasa, 05 Juli 2016

Surat Akhir Ramadhan

Saudaraku,
Aku akan pulang...
Sudah 29 hari  aku bertamu, namun seringkali aku ditinggal sendirian.

Walau sering dikatakan istimewa namun perlakuanmu tak luar biasa.

Oleh-olehku nyaris tak kau sentuh...

Alquran hanya dibaca sekilas, kalah dengan update status smartphone dan tontonan.

Shalat tak lebih khusyu, kalah bersaing dengan ingatan akan lebaran.

Tak banyak kau minta ampunan, karena sibuk menumpuk harta demi THR dan belanjaan.

Malam dan siang mu tak banyak dipakai berbuat kebajikan, kalah dengan bisnis yang sedang panen saat Ramadhan.

Tak pula banyak kau bersedekah, karena khawatir tak cukup buat mudik dan liburan.

Saudaraku, aku seperti tamu yang tak diharapkan. Hingga, sepertinya tak kan menyesal kau kutinggalkan.

Padahal aku datang dengan kemuliaan, seharusnya tak pulang dengan kesia-siaan.

Percayalah, Aku pulang belum tentu kan kembali datang...
Sehingga seharusnya kau menyesal telah menelantarkan.

Masih ada sehari kita bersama,
Semoga kau sadar sebelum aku benar-benar pulang...

"Karena TIDAK ADA JAMINAN umurmu akan bertemu lagi, di Ramadhan yg akan datang"

Saudaramu,
---RAMADHAN---

sumber:
~anonim~